Minggu, 27 April 2014

Askep Gagal Jantung



ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GAGAL JANTUNG/ CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)

A.          DEFINISI
Gagal jantung (gagal jantung kongestif) adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi (Smeltzer & Bare, 2000).
Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung memompakan darah makan akan mempengaruhi efesiensi pemompaan dan kemungkinan dapat menyebabkan kegagalan memompa (Hodak & Gallo, 1997).
Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah secara adekuat ke seluruh tubuh (http://www.scribd.com/doc/29463478/ASKEP-C-H-F).View commentsSpinner_24x24  

B.           KLASIFIKASI
1.      Gagal jantung akut-kronik
ü   Proses gagal jantung akut terjadi secara mendadak, ditandai dengan penurunan kardiak output dan tidak adekuatnya perfusi jaringan sehingga dapat mengakibatkan edema paru dan kolaps pembuluh darah.
ü   Gagal jantung kronik terjadinya secara perlahan ditandai dengan adanya penyakit paru menahun & iskemikjantung. Adanya retensi air dan sodium pada ventrikel sehingga menyebabkan hipervolemia, akibatnya ventrikel dilatasi dan atrofi.
2.      Gagal jantung kanan-kiri
ü   Gagal jantung kiri disebabkan oleh kegagalan ventrikel memompa darah secara adekuat sehingga menyebabkan kongesti paru, hipertensi dan kelainan pada katup aorta/mitral.
ü   Gagal jantung kanan disebabkan oleh peningkatan tekanan pulmo akibat gagal jantung kiri yang berlangsung cukup lama sehingga cairan yang terbendung akan berakumulasi secara sistemik di kaki, asites, hepatomegali, efusi pleura, dll.
3.      Gagal jantung sistolik-diastolik
ü   Sistolik disebabkan oleh penurunan daya kontraktilitas ventrikel kiri sehingga ventrikel kiri tidak mampu memompa darah akibatnya kardiak output menurun dan ventrikel hipertrofi.
ü   Diastolik karena ventrikel tidak mampu dalam pengisian darah akibatnya stroke volume kardiak output turun.

C.          ETIOLOGI
1.      Kelainan otot jantung
2.      Ateroklerosis koroner
3.      Hipertensi sistemik atau pulmonal
4.      Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif
5.      Penyakit jantung lain (stenosis katup, ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah, pengosongan jantung abnormal)
6.      Faktor sistemik (peningkatan laju metabolisme, hipoksia, anemia, asidosis, abnormalitas elektrolit)

D.          TANDA DAN GEJALA
1.      CHF Kronik
Meliputi: anoreksia, nokturia, edema bagian perifer, kaki lebih gelap/kehitaman, lemah, hepar membesar, asites, sesak nafas, tidak bisa aktivitas berat.
2.      CHF Akut
Meliputi: cemas, berat badan naik, nafas dangkal, bunyi krekels, fatigue, takikardi, penurunan resistensi vaskuler, distensi vena jugularis, dyspnea, orthopnea, batuk, batuk darah, wheezing bronchial, sianosis, denyut nadi lemah dan tidak teraba, penurunan urin output, delirium, sakit kepala.
3.      Gagal jantung kiri
Meliputi : dypsnea, paroxismal nokturnal dispnea (PND), batuk, mudah lelah, kegelisahan dan kecemasan.
4.      Gagal jantung kanan
Meliputi : edema ekstremitas bawah (edema dependen), hepatomegali, anoreksia, nokturia, lemah            

Klasifikasi fungsional umumnya bergantung pada New York Heart Association, Kelas-kelas (I-IV) adalah:
Class I: Penderita penyakit jantung tanpa dibatasi dengan aktivitas fisik. Masih bisa beaktifitas dengan normal.
Class II: Penderita penyakit jantung disertai sedikit limitasi dari aktivitas. Aktivitas sehari-hari menimbulkan dyspnoe atau kelelahan, tetapi saat istirahat hilang.
Class III: Penderita penyakit jantung disertai limitasi aktivitas fisik yang nyata. Aktifitas fisik yang ringan dari aktivitas sehari hari sudah menimbulkan dyspnoe atau kelelahan. Saat istirahat sesak/kelelahan hilang.
Class IV: Penderita penyakit jantung yang tidak mampu melakukan aktivitas fisik tanpa menimbulkan keluhan.

E     PATOFISIOLOGI
askep gagal jantung

F.           KOMPLIKASI
1.      Trombosis vena dalam, karena pembentukan bekuan vena karena stasis darah.
2.       Syok Kardiogenik, akibat disfungsi nyata
3.      Toksisitas digitalis akibat pemakaian obat-obatan digitalis.

G.          PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.      EKG: mengetahui ganguan kelistrikan jantung.
2.      Sonogram (ekokardiagram, ekokardiogram dopple)
3.      Scan jantung: Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan jantung
4.      Kateterisasi jantung: Tekanan abnormal menunjukkan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung kanan dan kiri, mengkaji potensi arteri koroner, stenosis katub dan insufisiensi.
5.      Rontgen dada: Menunjukkan jantung membesar.                          
6.      Enzim hepar: meningkat dalam gagal/kongesti hepar.
7.      Elektrolit: mungkin berubah karena perpindahan cairan/penurunan fungsi organ ginjal dan terapi- terapi diuretik.
8.      Oksimetri nadi: saturasi oksigen mungkin rendah terutama jika CHF memperburuk PPOM.
9.      AGD: gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respiratorik ringan atau hipoksemia dengan peningkatan PCO2.
10.  BUN, kreatinin: peningkatan BUN menandakan penurunan perfusi ginjal.
11.  Albumin/transferin serum: mungkin menurun sebagai akibat penurunan masukan protein atau penurunan sintesis protein dalam hepar yang mengalami kongestif.
12.  HSD: kemungkinan status inflamasi, anemia, hematoktrit meningkat, polisitemia, atau leukosit mungkin meningkat menadakan perikarditis.
13.  Kecepatan sedimentasi: mungkin meningkat, reaksi dari peradangan akut.
14.  Pemeriksaan tiroid: peningkatan menunjukkan hiperaktivitas tiroid sebagai pre-pencetus GJK.
15.  Enzim jantung; meningkat bila terjadi kerusakan jaringan-jaringan jantung, missal infark miokard (CK-CKMB, CPK, LDH,  isoenzim CPK dan isoenzim LDH).

H.          PENATALAKSANAAN
a.       Dukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung
b.      Meningkatkan kekuatan dan efisiensi kontraksi jantung dengan bahan-bahan farmakologis
c.       Menghilangkan penimbunan cairan tubuh berlebihan

I.       ASUHAN KEPERAWATAN
1.      Pengkajian
  1. Aktivitas/istirahat: keletihan/kelelahan terus menerus, tidak bisa tidur, sakit dada saat aktivitas, sesak nafas pada istirahat atau pengerahan tenaga, gelisah, TTV berubah pada saat aktivitas.
  2. Sirkulasi: riwayat hipertensi, anemia, bedah jantung, endokarditis, edema anasarka, asites, takikardi, disritmia, bunyi jantung tambahan, nadi perifer berkurang, sianosis, pucat, pengisian kapiler lambat, hepatomegali, bunyi napas  krekela atau ronki.
  3. Integritas ego: ansietas, kuatir, takut, stres, marah, mudah tersinggung.
  4. Eliminasi: urine berwarna gelap, nokturia, penurunan berkemih, konstipasi/diare.
  5. Makanan/cairan: napsu makan menurun, muntah, mual, berat badan meningkat signifikan, edema ekstermitas, asites.
  6. Higiene: keletihan/kelemahan, kelalaian perawatan personal.
  7. Neurosensori: kelemahan, pening, episode pingsan, letargi, gangguan orientasi, perilaku berubah, cepat tersinggung.
  8. Nyeri/kenyamanan: nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri perut bagian kanan atas, otot, gelisah, perilaku melindunggi diri.
  9. Pernapasan: dispnea ketika aktivitas, tidur dengan posisi duduk atau dengan 3 bantal atau lebih, batuk berdahak/kering, riwayat penyakit paru kronis, takipnea, napas dangkal, kegelisahan, sianosis/pucat.
  10. Keamanan: kekuatan tonus otot menurunk  & kulit mudah lecet.
  11. Interaksi sosial: penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa dilakukan.
  12. Pembelajaran/pengajaran: lupa menggunakan obat-obat jantung.

2.      Diagnosa
  • Penurunan curah jantung b/d perubahan kontraktilitas miokardial, konduksi listrik,  irama, perubahan frekuensi, perubahan struktural (kelainan katup, aneurisme mentrikel).
    Tujuan: menunjukkan tanda vital stabil, melaporkan penurunan episode dispnea, ikut serta dalam aktivitas yang mengurangi beban kerja jantung.
asuhan keperawatan gagal ginjal
  • Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai kebutuhan/ oksigen, imobilisasi  dan kelemahan umum.
    Tujuan: berpartisipasi dengan aktivitas yang diinginkan, pemenuhan kebuthan dengan mandiri, mencapai peningkatan toleransi aktivitas, kelemahan dan kelelahan menurun

gagal jantung

  • Kelebihan volume cairan b/d menurunnya curah jantung, dan retensi natrium/air.
    Tujuan: volume cairan stabil dengan terjadi keseimbangan masukan dan pengeluaran, bunyi napas bersih/jelas, berat badan stabil, tidak ada edema.

congestif heart failure




DAFTAR PUSTAKA

Doenges, M.E. (1995). Rencana asuhan keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Edisi 3. Jakarta: EGC.

Hudak, C. M. & Gallo, B.M. (1997). Keperawatan kritis: Pendekatan Holistik. Edisi VI. Volume 2. Jakarta: EGC.

Smeltzer, S.C. dan Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Volume 2. Jakarta: EGC.

Sudoyo, A.W., at all. (2006). Buku ajar: Ilmu penyakit dalam. Jilid I. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Scribd. (2010). Askep CHF. Diunduh dalam http://www.scribd.com/doc/29463478/ASKEP-C-H-F pada tgl 28-1-2011 j21.00View commentsSpinner_24x24

  Demikianlah contoh askep pada pasien gagal jantung/CHF, jika ada pertanyaan dari artikel ini silahkan kirim ke g+


Tidak ada komentar: