ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN GAGAL JANTUNG/ CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)
A.
DEFINISI
Gagal jantung
(gagal jantung kongestif) adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah
yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi (Smeltzer
& Bare, 2000).
Gagal jantung
adalah ketidakmampuan jantung memompakan darah makan akan mempengaruhi
efesiensi pemompaan dan kemungkinan dapat menyebabkan
kegagalan memompa (Hodak & Gallo, 1997).
Congestive Heart Failure (CHF) atau
gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah secara
adekuat ke seluruh tubuh
(http://www.scribd.com/doc/29463478/ASKEP-C-H-F).
B.
KLASIFIKASI
1.
Gagal jantung akut-kronik
ü
Proses gagal
jantung akut terjadi secara mendadak,
ditandai dengan penurunan kardiak output dan tidak adekuatnya perfusi jaringan
sehingga dapat mengakibatkan edema paru dan kolaps pembuluh darah.
ü
Gagal jantung kronik
terjadinya secara perlahan ditandai dengan adanya
penyakit
paru menahun & iskemikjantung.
Adanya retensi air dan sodium
pada ventrikel sehingga menyebabkan hipervolemia, akibatnya ventrikel dilatasi
dan atrofi.
2.
Gagal jantung
kanan-kiri
ü
Gagal jantung kiri disebabkan oleh kegagalan ventrikel memompa darah
secara adekuat sehingga menyebabkan kongesti paru, hipertensi dan kelainan pada
katup aorta/mitral.
ü
Gagal jantung kanan disebabkan oleh peningkatan tekanan
pulmo akibat gagal jantung kiri yang berlangsung cukup lama sehingga cairan
yang terbendung akan berakumulasi secara sistemik di kaki, asites,
hepatomegali, efusi pleura, dll.
3.
Gagal jantung
sistolik-diastolik
ü
Sistolik disebabkan oleh penurunan daya kontraktilitas
ventrikel kiri sehingga ventrikel kiri tidak mampu memompa darah akibatnya
kardiak output menurun dan ventrikel hipertrofi.
ü
Diastolik karena
ventrikel tidak mampu dalam
pengisian darah akibatnya stroke volume kardiak output turun.
C.
ETIOLOGI
1.
Kelainan
otot jantung
2.
Ateroklerosis
koroner
3.
Hipertensi
sistemik atau pulmonal
4.
Peradangan
dan penyakit miokardium degeneratif
5.
Penyakit
jantung lain (stenosis katup, ketidakmampuan jantung untuk mengisi
darah, pengosongan jantung abnormal)
6.
Faktor
sistemik (peningkatan laju metabolisme, hipoksia,
anemia, asidosis, abnormalitas elektrolit)
D.
TANDA DAN GEJALA
1.
CHF
Kronik
Meliputi: anoreksia, nokturia, edema bagian perifer, kaki
lebih gelap/kehitaman, lemah, hepar membesar, asites, sesak nafas, tidak bisa
aktivitas berat.
2. CHF
Akut
Meliputi: cemas, berat badan naik, nafas dangkal,
bunyi krekels, fatigue, takikardi, penurunan resistensi vaskuler, distensi vena
jugularis, dyspnea, orthopnea, batuk, batuk darah, wheezing bronchial,
sianosis, denyut nadi lemah dan tidak teraba, penurunan urin output, delirium,
sakit kepala.
3. Gagal
jantung kiri
Meliputi : dypsnea, paroxismal
nokturnal dispnea (PND), batuk, mudah lelah, kegelisahan dan kecemasan.
4. Gagal
jantung kanan
Meliputi : edema ekstremitas
bawah (edema dependen), hepatomegali, anoreksia, nokturia, lemah
Klasifikasi fungsional umumnya bergantung pada New
York Heart Association, Kelas-kelas (I-IV) adalah:
Class I:
Penderita penyakit jantung tanpa dibatasi dengan aktivitas fisik. Masih bisa
beaktifitas dengan normal.
Class II: Penderita penyakit jantung disertai sedikit limitasi
dari aktivitas. Aktivitas sehari-hari menimbulkan dyspnoe atau kelelahan,
tetapi saat istirahat hilang.
Class III: Penderita penyakit jantung disertai limitasi aktivitas
fisik yang nyata. Aktifitas fisik yang ringan dari aktivitas sehari hari sudah menimbulkan
dyspnoe atau kelelahan. Saat istirahat sesak/kelelahan hilang.
Class IV: Penderita penyakit jantung yang tidak mampu melakukan
aktivitas fisik tanpa menimbulkan keluhan.
E PATOFISIOLOGI
F.
KOMPLIKASI
1. Trombosis vena dalam, karena pembentukan bekuan vena
karena stasis darah.
2. Syok Kardiogenik, akibat disfungsi nyata
3. Toksisitas digitalis akibat pemakaian obat-obatan
digitalis.
G.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.
EKG: mengetahui ganguan kelistrikan jantung.
2.
Sonogram
(ekokardiagram, ekokardiogram dopple)
3.
Scan
jantung:
Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan
jantung
4.
Kateterisasi
jantung:
Tekanan abnormal menunjukkan indikasi dan membantu
membedakan gagal jantung kanan dan kiri, mengkaji potensi arteri koroner, stenosis
katub dan insufisiensi.
5.
Rontgen
dada: Menunjukkan jantung membesar.
6.
Enzim hepar: meningkat dalam gagal/kongesti hepar.
7.
Elektrolit:
mungkin berubah karena perpindahan cairan/penurunan fungsi organ ginjal dan terapi- terapi diuretik.
8.
Oksimetri
nadi: saturasi oksigen mungkin rendah terutama
jika CHF memperburuk PPOM.
9.
AGD:
gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respiratorik ringan atau
hipoksemia dengan peningkatan PCO2.
10. BUN, kreatinin: peningkatan BUN
menandakan penurunan perfusi ginjal.
11. Albumin/transferin serum: mungkin
menurun sebagai akibat penurunan masukan protein atau penurunan sintesis
protein dalam hepar yang mengalami kongestif.
12. HSD: kemungkinan status inflamasi, anemia, hematoktrit meningkat, polisitemia, atau
leukosit mungkin meningkat menadakan perikarditis.
13. Kecepatan sedimentasi: mungkin
meningkat, reaksi dari peradangan
akut.
14. Pemeriksaan tiroid: peningkatan
menunjukkan hiperaktivitas tiroid sebagai pre-pencetus GJK.
15. Enzim jantung; meningkat bila terjadi kerusakan
jaringan-jaringan jantung, missal infark miokard (CK-CKMB, CPK, LDH, isoenzim CPK dan isoenzim LDH).
H.
PENATALAKSANAAN
a. Dukung
istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung
b. Meningkatkan
kekuatan dan efisiensi kontraksi jantung dengan bahan-bahan farmakologis
c. Menghilangkan
penimbunan cairan tubuh berlebihan
I.
ASUHAN KEPERAWATAN
1.
Pengkajian
- Aktivitas/istirahat: keletihan/kelelahan terus menerus, tidak bisa tidur, sakit dada saat aktivitas, sesak nafas pada istirahat atau pengerahan tenaga, gelisah, TTV berubah pada saat aktivitas.
- Sirkulasi: riwayat hipertensi, anemia, bedah jantung, endokarditis, edema anasarka, asites, takikardi, disritmia, bunyi jantung tambahan, nadi perifer berkurang, sianosis, pucat, pengisian kapiler lambat, hepatomegali, bunyi napas krekela atau ronki.
- Integritas ego: ansietas, kuatir, takut, stres, marah, mudah tersinggung.
- Eliminasi: urine berwarna gelap, nokturia, penurunan berkemih, konstipasi/diare.
- Makanan/cairan: napsu makan menurun, muntah, mual, berat badan meningkat signifikan, edema ekstermitas, asites.
- Higiene: keletihan/kelemahan, kelalaian perawatan personal.
- Neurosensori: kelemahan, pening, episode pingsan, letargi, gangguan orientasi, perilaku berubah, cepat tersinggung.
- Nyeri/kenyamanan: nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri perut bagian kanan atas, otot, gelisah, perilaku melindunggi diri.
- Pernapasan: dispnea ketika aktivitas, tidur dengan posisi duduk atau dengan 3 bantal atau lebih, batuk berdahak/kering, riwayat penyakit paru kronis, takipnea, napas dangkal, kegelisahan, sianosis/pucat.
- Keamanan: kekuatan tonus otot menurunk & kulit mudah lecet.
- Interaksi sosial: penurunan keikutsertaan dalam aktivitas sosial yang biasa dilakukan.
- Pembelajaran/pengajaran: lupa menggunakan obat-obat jantung.
2.
Diagnosa
- Penurunan curah jantung b/d perubahan kontraktilitas miokardial, konduksi listrik, irama, perubahan frekuensi, perubahan struktural (kelainan katup, aneurisme mentrikel).
Tujuan: menunjukkan tanda vital stabil, melaporkan penurunan episode dispnea, ikut serta dalam aktivitas yang mengurangi beban kerja jantung.
- Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai kebutuhan/ oksigen, imobilisasi dan kelemahan umum.
Tujuan: berpartisipasi dengan aktivitas yang diinginkan, pemenuhan kebuthan dengan mandiri, mencapai peningkatan toleransi aktivitas, kelemahan dan kelelahan menurun
- Kelebihan volume cairan b/d menurunnya curah jantung, dan retensi natrium/air.
Tujuan: volume cairan stabil dengan terjadi keseimbangan masukan dan pengeluaran, bunyi napas bersih/jelas, berat badan stabil, tidak ada edema.
Demikianlah contoh askep pada pasien gagal jantung/CHF, jika ada pertanyaan dari artikel ini silahkan kirim ke g+DAFTAR PUSTAKADoenges, M.E. (1995). Rencana asuhan keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Edisi 3. Jakarta: EGC.Hudak, C. M. & Gallo, B.M. (1997). Keperawatan kritis: Pendekatan Holistik. Edisi VI. Volume 2. Jakarta: EGC.Smeltzer, S.C. dan Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Volume 2. Jakarta: EGC.Sudoyo, A.W., at all. (2006). Buku ajar: Ilmu penyakit dalam. Jilid I. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.Scribd. (2010). Askep CHF. Diunduh dalam http://www.scribd.com/doc/29463478/ASKEP-C-H-F pada tgl 28-1-2011 j21.00